Semarang. Sebuah kota sekaligus Ibukota Provinsi Jawa Tengah ini punya banyak tempat wisata yang variatif bahkan cenderung komplit. Dari wisata sejarah, wisata religi sampai ke wisata alam. Gue membuktikan itu ketika gue berkunjung ke Semarang pada 9-12 November 2019 dalam rangka jalan-jalan. Begini ceritanya.
**
Gue ngerasa beruntung karena gue menang kuis dari Traveloka. Hadiahnya berupa saldo Uangku yang bisa dipakai di aplikasi Traveloka. Nominalnya sebesar Rp. 500.000. Berbekal uang itu gue memutuskan pergi ke Semarang. Uang itu habis gue pakai buat tiket kereta PP dan menginap 3 hari. Lumayan kan gue jadinya cukup bawa uang saku aja.
Berangkat menggunakan kereta Tawang Jaya Premium. Gue gak salah pilih tempat karena kursi yang gur pilih tepat ke arah kereta melaju. Pilihan di samping jendela punya tujuan khusus. Apalagi kalau bukan buat lihat pemandangan alam. Dan bener aja. Pemandangannya cakep banget.
Sampai di Stasiun Tawang gak jauh beda dengan perkiraan waktu tiba. Gue nginep di hotel capsule Sleep n Sleep yan lokasinya gak jauh dari stasiun. Cuma 800 meter. Lokasi yang deket bikin gue cukup jalan kaki ke hostel. Tarif permalam kena Rp. 38.000 kalau gak salah. Lupa.
Tujuan gue di hari pertama adalah ikut temen gue yang ada di sana, Helly, buat ikut camping di Mawar Camp Ground. Kami pergi berlima ke sana. Sepanjang perjalanan di motor gue ngamatin bagaimana kota Semarang ini ada. Gue juga banyak nanya di sepanjang perjalanan tentang tempat atau gedung yang gue lewati.
Sampai di Mawar Camp Ground sekitar jam 6 sore. Belum terlalu telat meskipun spot bagus sudah terisi semua. Posisi tenda gue rupanya cukup bagus karena pemandangannya langsung ke arah lereng yang mana keliatan kota dengan lampu malamnya yang aduhai dan tepat menghadap arah matahari terbit. Kegiatan malam itu diisi dengan tukar cerita sambil ditemani api unggun dan seduhan kopi. Pemandangan lampu kota jadi hiasan malam ketika langit amat sepi akan bintang.
Paginya gue ngerasa beruntung karena bisa liat sunrise meskipun awalnya sempat ragu karena langit terhalang awan. Area tenda gue jadi rame buat nikmatin pemandangan matahari terbit. Swastamita, katanya. Gue menikmati pemandangan itu dengan rasa senang dan takjub.
Sebagai orang yang lama tinggal di Semarang, Helly tahu betul tempat-tempat yang gak umum. Seperti tempat yang dikunjungi sama kami ketika arah turun dari tempat camping. Alih-alih ngebawa kami pulang, Helly malah ngajak ke arah kosong yang ternyata salah satu tempat yang enak buat liat pemandangan gunung. Asik banget tempatnya dan sepi. Gak ada pengunjung lain di situ selain rombongan kami. Kami sempet foto di situ.
Gue inget betul kalau keberangkatan ke Mawar Camp Ground itu ngelewatin Pagoda Avalokitesvara atau biasa disebut dengan Pagoda Watugong. Karena arah pulang yang akan ngelewatin tempat yang sama, gue memilih untuk pisah dengan Helly dkk karena gue pengen explore tempat itu.
Gue datang pas sepi. Untuk masuknya gratis tapi gue ngasih semacam dana sukarela ke pos satpam di depan. Setelahnya gue eksplorasi di situ. Ada dua tempat yang menjadi semacam landmark. Tempat ibadah dan tentu pagoda itu sendiri. Gue pelajari satu-satu, termasuk ngelilingin semacam relief buatan tentang ajaran Buddha. Setelahnya gue cabut ke arah hostel dengan naik kendaraan umum yaitu angkot dan disusul dengan kendaraan umum milik pemerintah.
Tempat pemberhentian yang gue tuju adalah Halte persis di depan Kampung Warna-warni. Gue lupa namanya apa. Tujuan gue tentu buat eksplor. Kebetulan gue inget kalau dari situ gak jauh buat ke Simpang Lima dan ada trotoar yang nyaman dan luas yang mengingatkan gue akan jalan di Malioboro.
Jalan dari Kampung Warna-warni gue ngelewatin dan mampir sebentar ke Gereja Katedral. Lalu lewatin Lawang Sewu yang lagi rame banget soalnya Hari Minggu. Gue jalan kaki lagi terus masuk ke DP Mall buat ngadem dan cari minum. Lanjut jalan lagi ke Paragon Mall buat main dan akhirnya balik ke hostel dengan naik Grab. Selebihnya gue mandi dan istirahat. Masih belum ada rencana dan gak tau mesti ngapain. Gue inget kalau di hari itu ada Mocca yang maen di Semarang. Yaudah, gue ke situ aja.
Untungnya venue yang dipilih adalah Stadion Kridosono. Sebuah tempat yang punya nilai historis yang tinggi bagi para penikmat sepakbola. Mocca main di situ dalam acara Festivaland. Gue beruntung datang lebih awal sehingga bisa ikut sesi tanya jawab dengan Mocca yang diakhiri dengan foto bersama. Oh ya, gue juga sempet foto sama Arina dan dia ngerespon story gue dan di-repost pula. Baik banget.
**
Hari ketiga di Semarang merupakan hari tersibuk. Helly ikut nge-guide sekaligus jadi fotografer gue di sana. Tempat wisata yang dikunjungi adalah Lawang Sewu. Sebelum sempat ke sana kami makan dulu di KFC berkat voucher Rp. 30.000 dari DANA yang gue dapetin dengan harga hanya Rp. 12.
Lawang Sewu tampak sepi hari itu. Wajar karena bukan weekend jadi gak ada rombongan dengan jumlah besar. Gue diajak muter di arean Lawang Sewu sambil foto-foto. Ternyata di Lawang Sewu itu ada CFC. Dan kebetulan gue punya voucher juga. Masih dari DANA. Mampirlah kami ke situ buat cari minuman segar. Semarang lagi panas banget siang itu. Gue dan Helly ngebahad agenda berikutnya sambil ngomong tentang mbak CFC yang manis dan juga sempet video call dengan teman kami, Haru.
Haru marah sama gue karena gue ke Semarang tanpa ngajak dia. Dulu banget kami bertiga memang sempat ngebahas buat liburan bareng di Semarang. Tapi malah gue duluan yang ke sana dan gak ngomong ke dia. Gue sendiri lupa sih waktu itu emang pernah ngajak dia atau gak cuma kata si Haru gue gak ngajak dia. Atau emang gue sengaja yah buat gak ada yang ikut. Ingin solo traveling gitu. Entahlah lupa gue. Yang jelas sih pada akhirnya si Haru juga ke Semarang dan ditemenin sama si Helly.
Tujuan berikutnya adalah Klenteng Sam Poo Kong. Helly ngajak gue buat minum es marem sebelum sampai ke kelenteng. Es maremnya seger mungkin karena kuahnya yang pakai es jeruk yah. Atau karena cuaca saat itu panas. Atau kombinasi keduanya.
Sesampainya di klenteng gue langsung pesen tiket buat dua orang. Gue lagi-lagi beruntung karena ternyata ada diskon 30% buat hari Senin dan Kamis. Jadinya lebih hemat.
Masuk ke kelenteng gue takjub dengan ukuran yang serba besar. Baik itu bangunan maupun pelataran dan pintu besar. Kondisi yang sepi bikin aktivitas foto jadi lebih memuaskan.
Sorenya kami pergi ke Kota Lama. Kawasan ini mirip satu tema kayak di Kota Tua Jakarta. Ada bangunan lama dengan konsep arsitektur klasik, ruang pedestrian yang menarik, dan lampu-lampu yang menambah kesan dramatis. Gue sempet foto-foto di situ sebelum akhirnya harus cabut kareba cuaca udah mau hujan dan kondisi fisik kami yang juga kelelahan. Gue minta diturunin di Mall Paragon karena mau nuker voucher Solaria tapi rame banget. Antriannya panjang. Gue urung buat beli karena pasti lama banget. Gue memilih untuk pulang dan beristirahat. Suasana lampu di sepanjang jalan pulang mewarnai perjalanan pulang malam itu.
Hari terakhir sebelum gue pulang dihabiskan dengan berkunjung ke Masjid Agung Jawa Tengah. Biar makin afdhol wisatanya setelah sebelumnya ngeliat banyak tempat bersejarah. Masjid ini punya area yang luas banget men. Helly nyaranin gue buat naek ke menaranya. Gue penasaran dan coba naim. Ternyata betulan asik.
Gue perlu membayar Rp. 7.000 buat naik ke lantai 17 dari menara yang dikasih nama Menara Asmaul Husna. Dari lantai tersebut gue bisa ngeliat Semarang secara luas karena ada gardu pandang. Gue bisa lihat bentuk kota, jalan raya, pelabuhan, dan juga laut. Ada teropong yang bisa dipakai dengan menggunakan koin pecahan Rp. 1.000 untuk 90 detik. Cukup lama gue berada di situ.
Berikutnya gue naik Grab buat ke Pasar Johar dengan niat nyari oleh-oleh. Gue cuma beli wingko aja. Terus pulang ke hostel dengan jalan kaki karena lokasinya yang memang deket. Hari ini gue mesti check out dan kembali ke Stasiun. Promo dari Grab gue manfaatin buat naik Grab Car ke Stasiun Lempuyangan. Cuma bayar Rp. 2.000. Begitu juga dengan promo Gofood yang bisa kasih gue nasi padang seharga Rp. 12.000. Habis makan, kereta gue datang dan gue pulang ke Jakarta. Cerita di Semarang berakhir sampai di situ.
**
Gw cukup puas dengan kunjungan gw ke Semarang karena banyak tempat menarik yang bisa dikunjungi. Ternyata solo trip itu asik juga karena kita bisa lebih leluasa buat explore ke tempat yang ingin kita tuju. Adanya temen yang mau nemenin juga gak kalah penting. Pada akhirnya kegiatan jalan-jalan memang menyenangkan.
Ada keinginan untuk kembali ke Semarang tapi belum tau kapan. Dan belum tau juga sama siapa gw ke sana. Ada beberapa tempat yang belum dikunjungi. Salah satunya daerah Ambarawa. Mungkin di kunjungan berikutnya gw bisa ke sana.
Oh ya gw juga bikin video dokumentasi perjalanan ke Semarang ini. Ada di channel gw. Cari aja Gunadi Renji.
Paginya gue ngerasa beruntung karena bisa liat sunrise meskipun awalnya sempat ragu karena langit terhalang awan. Area tenda gue jadi rame buat nikmatin pemandangan matahari terbit. Swastamita, katanya. Gue menikmati pemandangan itu dengan rasa senang dan takjub.
Sebagai orang yang lama tinggal di Semarang, Helly tahu betul tempat-tempat yang gak umum. Seperti tempat yang dikunjungi sama kami ketika arah turun dari tempat camping. Alih-alih ngebawa kami pulang, Helly malah ngajak ke arah kosong yang ternyata salah satu tempat yang enak buat liat pemandangan gunung. Asik banget tempatnya dan sepi. Gak ada pengunjung lain di situ selain rombongan kami. Kami sempet foto di situ.
Gue inget betul kalau keberangkatan ke Mawar Camp Ground itu ngelewatin Pagoda Avalokitesvara atau biasa disebut dengan Pagoda Watugong. Karena arah pulang yang akan ngelewatin tempat yang sama, gue memilih untuk pisah dengan Helly dkk karena gue pengen explore tempat itu.
Gue datang pas sepi. Untuk masuknya gratis tapi gue ngasih semacam dana sukarela ke pos satpam di depan. Setelahnya gue eksplorasi di situ. Ada dua tempat yang menjadi semacam landmark. Tempat ibadah dan tentu pagoda itu sendiri. Gue pelajari satu-satu, termasuk ngelilingin semacam relief buatan tentang ajaran Buddha. Setelahnya gue cabut ke arah hostel dengan naik kendaraan umum yaitu angkot dan disusul dengan kendaraan umum milik pemerintah.
Tempat pemberhentian yang gue tuju adalah Halte persis di depan Kampung Warna-warni. Gue lupa namanya apa. Tujuan gue tentu buat eksplor. Kebetulan gue inget kalau dari situ gak jauh buat ke Simpang Lima dan ada trotoar yang nyaman dan luas yang mengingatkan gue akan jalan di Malioboro.
Jalan dari Kampung Warna-warni gue ngelewatin dan mampir sebentar ke Gereja Katedral. Lalu lewatin Lawang Sewu yang lagi rame banget soalnya Hari Minggu. Gue jalan kaki lagi terus masuk ke DP Mall buat ngadem dan cari minum. Lanjut jalan lagi ke Paragon Mall buat main dan akhirnya balik ke hostel dengan naik Grab. Selebihnya gue mandi dan istirahat. Masih belum ada rencana dan gak tau mesti ngapain. Gue inget kalau di hari itu ada Mocca yang maen di Semarang. Yaudah, gue ke situ aja.
Untungnya venue yang dipilih adalah Stadion Kridosono. Sebuah tempat yang punya nilai historis yang tinggi bagi para penikmat sepakbola. Mocca main di situ dalam acara Festivaland. Gue beruntung datang lebih awal sehingga bisa ikut sesi tanya jawab dengan Mocca yang diakhiri dengan foto bersama. Oh ya, gue juga sempet foto sama Arina dan dia ngerespon story gue dan di-repost pula. Baik banget.
**
Hari ketiga di Semarang merupakan hari tersibuk. Helly ikut nge-guide sekaligus jadi fotografer gue di sana. Tempat wisata yang dikunjungi adalah Lawang Sewu. Sebelum sempat ke sana kami makan dulu di KFC berkat voucher Rp. 30.000 dari DANA yang gue dapetin dengan harga hanya Rp. 12.
Lawang Sewu tampak sepi hari itu. Wajar karena bukan weekend jadi gak ada rombongan dengan jumlah besar. Gue diajak muter di arean Lawang Sewu sambil foto-foto. Ternyata di Lawang Sewu itu ada CFC. Dan kebetulan gue punya voucher juga. Masih dari DANA. Mampirlah kami ke situ buat cari minuman segar. Semarang lagi panas banget siang itu. Gue dan Helly ngebahad agenda berikutnya sambil ngomong tentang mbak CFC yang manis dan juga sempet video call dengan teman kami, Haru.
Haru marah sama gue karena gue ke Semarang tanpa ngajak dia. Dulu banget kami bertiga memang sempat ngebahas buat liburan bareng di Semarang. Tapi malah gue duluan yang ke sana dan gak ngomong ke dia. Gue sendiri lupa sih waktu itu emang pernah ngajak dia atau gak cuma kata si Haru gue gak ngajak dia. Atau emang gue sengaja yah buat gak ada yang ikut. Ingin solo traveling gitu. Entahlah lupa gue. Yang jelas sih pada akhirnya si Haru juga ke Semarang dan ditemenin sama si Helly.
Tujuan berikutnya adalah Klenteng Sam Poo Kong. Helly ngajak gue buat minum es marem sebelum sampai ke kelenteng. Es maremnya seger mungkin karena kuahnya yang pakai es jeruk yah. Atau karena cuaca saat itu panas. Atau kombinasi keduanya.
Sesampainya di klenteng gue langsung pesen tiket buat dua orang. Gue lagi-lagi beruntung karena ternyata ada diskon 30% buat hari Senin dan Kamis. Jadinya lebih hemat.
Masuk ke kelenteng gue takjub dengan ukuran yang serba besar. Baik itu bangunan maupun pelataran dan pintu besar. Kondisi yang sepi bikin aktivitas foto jadi lebih memuaskan.
Sorenya kami pergi ke Kota Lama. Kawasan ini mirip satu tema kayak di Kota Tua Jakarta. Ada bangunan lama dengan konsep arsitektur klasik, ruang pedestrian yang menarik, dan lampu-lampu yang menambah kesan dramatis. Gue sempet foto-foto di situ sebelum akhirnya harus cabut kareba cuaca udah mau hujan dan kondisi fisik kami yang juga kelelahan. Gue minta diturunin di Mall Paragon karena mau nuker voucher Solaria tapi rame banget. Antriannya panjang. Gue urung buat beli karena pasti lama banget. Gue memilih untuk pulang dan beristirahat. Suasana lampu di sepanjang jalan pulang mewarnai perjalanan pulang malam itu.
Hari terakhir sebelum gue pulang dihabiskan dengan berkunjung ke Masjid Agung Jawa Tengah. Biar makin afdhol wisatanya setelah sebelumnya ngeliat banyak tempat bersejarah. Masjid ini punya area yang luas banget men. Helly nyaranin gue buat naek ke menaranya. Gue penasaran dan coba naim. Ternyata betulan asik.
Gue perlu membayar Rp. 7.000 buat naik ke lantai 17 dari menara yang dikasih nama Menara Asmaul Husna. Dari lantai tersebut gue bisa ngeliat Semarang secara luas karena ada gardu pandang. Gue bisa lihat bentuk kota, jalan raya, pelabuhan, dan juga laut. Ada teropong yang bisa dipakai dengan menggunakan koin pecahan Rp. 1.000 untuk 90 detik. Cukup lama gue berada di situ.
Berikutnya gue naik Grab buat ke Pasar Johar dengan niat nyari oleh-oleh. Gue cuma beli wingko aja. Terus pulang ke hostel dengan jalan kaki karena lokasinya yang memang deket. Hari ini gue mesti check out dan kembali ke Stasiun. Promo dari Grab gue manfaatin buat naik Grab Car ke Stasiun Lempuyangan. Cuma bayar Rp. 2.000. Begitu juga dengan promo Gofood yang bisa kasih gue nasi padang seharga Rp. 12.000. Habis makan, kereta gue datang dan gue pulang ke Jakarta. Cerita di Semarang berakhir sampai di situ.
**
Gw cukup puas dengan kunjungan gw ke Semarang karena banyak tempat menarik yang bisa dikunjungi. Ternyata solo trip itu asik juga karena kita bisa lebih leluasa buat explore ke tempat yang ingin kita tuju. Adanya temen yang mau nemenin juga gak kalah penting. Pada akhirnya kegiatan jalan-jalan memang menyenangkan.
Ada keinginan untuk kembali ke Semarang tapi belum tau kapan. Dan belum tau juga sama siapa gw ke sana. Ada beberapa tempat yang belum dikunjungi. Salah satunya daerah Ambarawa. Mungkin di kunjungan berikutnya gw bisa ke sana.
Oh ya gw juga bikin video dokumentasi perjalanan ke Semarang ini. Ada di channel gw. Cari aja Gunadi Renji.