Rasanya kita sepakat bahwa lebih
mudah menemukan coffe shop dibanding dengan tea house/shop(?). Kalau kita lihat
sekeliling banyak sekali coffee shop dengan aneka ragam gimmick, nama, dan hal
lain yang ditawarkan seakan membuat teh kalah pamor meski sama-sama minuman.
Salah satu tempat minum teh yang ada di Jakarta terdapat di bilangan Jakarta
Selatan dengan nama House of Tea (selanjutnya disebut HoT). HoT jadi salah satu
tempat yang ingin gue kunjungi dan pada bulan September ini gue berhasil
mengunjunginya. Jadi berikut review-nya.
Gue sempet bercerita di tulisan
sebelumnya bahwa kunjungan ke HoT ini bermula ketika berubahnya haluan yang
awalnya hendak main di sekitaran Tanjung Duren. Sebelum ke HoT pun gue mampir
ke Slankafe yang letaknya cuma 750 meter dari HoT. Lokasinya ada di sekitaran
Fatmawati Jakarta Selatan.
Google Maps menjadi pemandu untuk
sampai ke HoT dan dia menjalankan tugasnya degan baik. Lokasinya bukan di
pinggir jalan melainkan mesti masuk ke dalam perumahan dengan jalanan yang
cukup sempit. Tapi begitu kita menemukan lokasi HoT kita akan merasa lega
dengan halaman yang luas. Memakai tempat tinggal sebagai lokasi berjualan, HoT
bisa menampilkan suasana yang homey.
Sebenarnya gue datang di waktu
yang gak tepat karena HoT tutup setiap hari Kamis. Tapi kami dipersilakan
mampir untuk minum setelah gue bilang kalau kami datang dari Jakarta Barat.
Yaudah deh gue masuk. Oh iya gue pergi berdua bareng kawan gue si Sofia.
Imbas dari PSBB membuat kapasitas
tempat duduk berkurang setengahnya. Karyawan sedang berlibur dan kami dilayani
sama pemilik HoT. Minuman yang dipesan lebih ke flower. Kalau si Sofi pesan
Rosemary flower, gue pesen white chrysanthemum yang keduanya disajikan dalam
kondisi dingin. Pas disajikan pertama kali cukup bingung karena memang warnanya
yang cenderung bening. Kayak air putih biasa. Tapi rasanya beda. Dan paling
terasa di bagian akhir pas nelan dan sudah nelan. Orang nyebutnya after taste ya?
Ya itulah pokoknya.
White tea |
Pas asik minum itu si Bapak (yang
belakangan gue tau namanya Pak Gun), ngajak ngobrol. Sebenernya awalnya dia
nanya gimana rasa minumannya. Abis itu obrolan melaju ke arah yang lebih lebar.
Dari obrolan seputar kualitas teh, cara penyajian, manfaat, peluang bisnis,
maupun semacam pengalaman si Bapak dalam menjalankan bisnis ini karena
kecintaannya pada teh dan para petani teh.
Ngobrol santai |
Sebuah statement |
Dari obrolan itu gue dapet banyak
informasi maupun pengetahuan lain terutama tentang cara pandang kita terhadap
teh selama ini. Salah dalam arti cara memasak yang tepat itu seperti apa, jenis
teh yang tepat, juga manfaat lain di teh itu sendiri. Si Bapak cerita banyak
tentang teh mana yang mengandung antioksidan tinggi dan segala macam. Gue
bahkan ngalamin juga apa yang diomongin si Bapak. Karena pada saat agak malam
dan mulai ngerasa mual, si Bapak bilang kalau gue asam lambungnya naik dan
diminta minum teh lain dari yang kami minum. Ajaib memang. Setelah minum itu
lambung gue kayak udah ilang gitu aja. Gue gak tau itu sugest atau emang
beneran khasiat dari teh itu sendiri.
Si Bapak juga baik karena dia ngasih kami white tea satu teko (yang bisa diisi ulang tentunya). Ditraktir sama Bapaknya. Yaudah kami minum aja buat nemenin obrolan. Sampai dua kali refill. Terus si Bapak juga ngasih tau tentang peluang bisnis kalau misalnya mau bikin tea house. Ngedengernya gue tertarik banget meski pada akhirnya belum jalan juga sih. Ahaha..
Refill kedua |
Setelah berfoto bersama kami
balik sekitar jam 7 karena memang udah malam dan yah nyadar diri karena ini kan
sebenernya lagi gak ngelayanin tamu. Kami pamit pulang dan berjanji akan ke
sana lagi pas situasi normal kembali.
Foto bersama |
Oia ini foto tempat-tempatnya.
Kalau main ke situ bakal ketemu beberapa ekor kucing dan juga satu ekor
kura-kura. Juga bakal ditemani sama alunan musik instrument lounge gitu yang bikin
kita betah. Terus juga ada toilet dan ruangan yang bisa dipakai buat sholat. Untuk
pembayaran bisa pakai tunai maupun debit BCA.