-->

Jumat, 13 Mei 2022

Review Film KKN di Desa Penari - Film Horror Terlaris Indonesia

Review Film KKN di Desa Penari (2022)





Rabu, 12 Mei 2022 film KKN di Desa Penari berhasil mencatatkan jumlah penonton sebanyak 4.5 juta. Angka ini akan terus bertambah karena beberapa faktor. Saat ini sedang menjadi film horror terlaris yang mengalahkan film Pengabdi Setan karya Joko Anwar. Ini review dari saya.



WARNING : 
Tulisan ini berpotensi spoiler. Take your won risk.


**


Enam orang mahasiswa akan mengadakan Kuliah Kerja Nyata (KKN) di sebuah desa di tengah hutan. Mereka tidak sadar akan mistisnya desa tersebut. Kesalahan fatal mahasiswa berujung pada fenomena mistis yang membuat ngeri dan berujung kematian.


Enam mahasiswa yang menjadi tokoh di film KKN di Desa Penari
Source : Pikiran rakyat

KKN di Desa Penari berasal dari sebuah thread di Twitter yang ditulis oleh Simpleman pada 2019. Cerita itu kemudian diangkat menjadi sebuah buku dan kemudian disajikan lewat bentuk film. Konon cerita ini merupakan kisah nyata yang diceritakan pelaku ke pembuat thread. Film-nya baru tayang pada setelah bulan puasa ini setelah mengalami dua kali penundaan perilisan. Meskipun pada akhirnya film KKN di Desa Penari ini tayang nyaris berbarengan dan berkompetisi langsung dengan film Marvel Dr Strange Multiverse of Madness, film KKN di Desa Penari tetap mendapat sorotan yang dibuktikan dengan jumlah penonton yang tinggi.


Alasan orang untuk pergi menonton film ini tentu didasari oleh banyak hal. Terutama dengan rasa penasaran akan seperti apa eksekusi film adaptasi ini. Apakah sesuai dengan yang diceritakan. Lalu seberapa horror film ini tentu juga menjadi pertanyaan. Bagi saya yang kurang menyukai film horror, film KKN di Desa Penari dapat menyuguhkan sebuah hiburan yang lumayan nyangkut di kepala. Saya dulu ikut membaca thread-nya dan sudah ada gambaran akan seperti apa film ini berjalan.


Film ini dapat dinikmati meskipun tanpa membaca thread-nya. Hanya saja mungkin ada kebingungan tersendiri. Ini wajar karena saat itu Simpleman bercerita mengenai dua sudut pandang dua tokoh yaitu versi Nur dan versi Widya. Menurut saya pribadi dengan adanya dua sudut pandang ini menjadikan cerita semakin menarik karena ada tokoh lain yang mungkin membantu pernyataan atau membantah pernyataan tokoh lainnya. Percayalah, kalian tidak akan kesulitan dengan ini.


Seberapa Horor Sih?


Saya sempat mengingat bahwa ada bagian yang rasanya suasana mencekam dibuat tanpa henti. Biasanya ketika siang hari kita bisa agak lega karena jarang sekali muncul hantu atau jumpscare yang membuat kaget. Tapi di film KKN ini saya dibuat mencekam dengan build up yang ada sekalipun tanpa jumpscare di akhir adegan. Habis siang, lanjut ke malam hari. Ini bagian yang diwaspadai karena seperti yang kita tahu bahwa malam hari menjadi bagian yang diantisipasi atas adegan yang akan muncul. Kondisi desa yang masih belum dialiri listrik praktis membuat kengerian terasa masuk akal akan penerangan yang minim. Di beberapa film horror lain seringkali logika kita dipermainkan dengan sebuah rumah yang lampunya remang atau minim hanya untuk membangun suasana yang mencekam.


Beberapa jumspcare sudah bisa diantisipasi atas build up dari adegan maupun scoring. Kita hanya perlu menyiapkan diri dari kemungkinan yang ada. Apakah cukup membuat kaget atau justru biasa saja. Adegan jumpscare paling menyebalkan buat saya adalah ketika Nur mengintip Widya mandi. Sekalipun sudah diantisipasi, tetap membuat saya kaget. Jumpscare lainnya adalah saat Widya hendak menjumpai Nur saat habis sholat. Meskipun sudah bisa ditebak tapi sensasi kagetnya lumayan membuat saya dan orang sekitar saya kaget.


Visual yang Bagus


Berdasarkan hasil Googling, diketahui bahwa lokasi syuting film ini berlokasi di Yogyakarta. Tanpa bermaksud meromantisasi keindahan di sana, saya ingin mengatakan bahwa Yogya memang memiliki keindahan tersendiri. Ada beberapa scene yang memang menampilkan landscape alam yang bagus.


Pemandangan yang bagus. 
Source Pikiran Rakyat



Keindahan itu juga dipadu dengan cinematography yang oke. Adegan pembuka saat mobil mahasiswa melaju ditangkap dengan baik melalui tehnik aerial shoot sampai gambar merotasi 180 derajat. Keindahan lainnya muncul tak lama setelah itu ketika para mahasiswa berjalan bersama dengan Pak Prabu. Kamera berputar sambal perlahan melakukan zooming dan berhenti tepat secara simetris. Adegan ini yang paling saya ingat ada di film Black Panther.


Satu lagi. Saya kurang mengerti apakah ini factor studio atau bukan, ketika scene jembatan ketika warga membawa mahasiswa, saya merasa bahwa saya ikut bergerak di dalamnya. Terasa nyata. Studio yang saya tonton adalah type Starium yang hanya ada di CGV. Layar lebih besar dan cekung. Barangkali hal ini yang membuat visual terasa lebih memuaskan. Setidaknya buat saya. Entah apakah sensasi ini bisa saya dapatkan atau tidak jika saya menonton dengan layar standar.


Studio Starium di CGV
Source Twitter CGV


Mengapa Film KKN di Desa Penari Ramai?


Oke, untuk menjawab ini tentu sudah sempat dibahas di awal-awal. Persentase terbesar barangkali diisi oleh rasa penasaran. Saya percaya ada hal lain selain rasa penasaran. Beberapa point dalam film ini memang sangat related untuk banyak orang terutama yang lahir dan besar dari pedesaan atau di kampung-kampung. Misalnya larangan untuk berbuat zina di kampung orang, apalagi di tempat angker. Keberadaan desa lelembut. Kampung jin. Makhluk penjaga dalam diri seseorang. Menjaga ucapan. Suara gamelan di alam. Hal seperti ini sangat related dengan banyak orang. Saya sendiri pernah mengalaminya. Ketika mendaki gunung Prau dan melihat video dokumentasi, terekam suara gamelan. Rasa related juga dirasa oleh para mahasiswa yang melakukan kegiatan KKN di tempat-tempat yang tidak biasa. Adanya rasa keterhubungan dengan apa yang saya sebut di atas dapat memperdalam kepercayaan penonton kepada apa yang disajikan dalam film.

 

Ini Tentang Film Mistis


Menyebut ini sebagai horror tentu sah-sah saja. Namun yang membuat ini menjadi menarik adalah karena sosok menyeramkan bukan datang dari sosok seram yang kita ketahui secara umum. Bukan kuntilanak, pocong, ataupun tuyul. Yang menjadi spotlight adalah penari bergelar Dawuh yang Bernama Badarawuhi. Dia tidak datang dengan meneror secara brutal melainkan dengan cara yang cukup sopan. Tidak juga dengan memakan tumbal dan membunuh korbannya. Beberapa film horor lain sering kali menaruh judul dengan tokoh setan tersebut. Misalnya Jelangkung, Kuntilanak, Pocong, sampai ke film dari Jurnalrisa Universe mulai dari Danur, Asih, ataupun Ivanna. 


Badarawuhi, bahkan menjadi poster film.
Source Hipwee


Film ini juga bukan horror yang menegangkan dengan cara mengajak penonton untuk ikut kabur menyelamatkan diri. Bukan seperti Maya (Perempuan Tanah Jahanam)  yang harus kabur dari orang yang ingin membunuhnya di tempat dia kerja. Sekalipun ada adegan lari (saat Widya kabur), tapi tidak mengajak kita untuk ikut tegang. Mungkin karena tidak ada yang mengejar Widya. Ini tentang film mistis yang berbalut dengan budaya, mitos, atau malah legenda.


Kesimpulan


Film KKN di Desa Penari tidak bisa dibilang jelek karena film horror yang lebih jelek dari ini masih lebih banyak. Rasanya yang menyebut film ini jelek karena ekspektasi yang besar dan membandingkan antara thread, buku, dengan film. Bagaimanapun mereka tetap tidak akan bisa menghindari fakta bahwa film ini sedang popular sekalipun dia sedang bersaing dengan film Dr Strange. KKN di Desa Penari masih bisa dinikmati oleh siapapun karena bagus atau jeleknya itu kembali kepada selera dan referensi masing-masing penonton. Berapa jumlah penonton pada akhirnya belum dapat diketahui.


Apakah akan melampaui Dilan atau mungkin menggeser film Warkop Reborn?


Rate : 8/10


Suka tulisan ini? Silakan bagikan di semua platform dan jika berniat memberi apresiasi silakan klik banner berikut. Terima kasih sudah membaca.


Nih buat jajan
NEXT ARTICLE Next Post
PREVIOUS ARTICLE Previous Post
NEXT ARTICLE Next Post
PREVIOUS ARTICLE Previous Post
 

Delivered by FeedBurner