-->

Minggu, 09 Oktober 2022

Menikmati Glamping Tertinggi di Bali




Glamping atau glamour camping merupakan satu aktivitas liburan yang beberapa tahun ke belakang menjadi sebuah trend. Hal ini dikarenakan adanya fasilitas yang memudahkan untuk merasakan tidur di alam terbuka dengan nyaman. 


Bali yang merupakan salah satu destinasi wisata favorit juga memiliki banyak tempat glamping. Salah satunya berada di Kintamani. Landscape berupa gunung dan danau Batur menawarkan banyak pilihan area glamping tergantung fokus apa yang ingin dicari. Pada bulan Juni 2022 kemarin saya sempat merasakan pengalaman glamping di Kintamani. Bedanya, tempat yang saya tempati ini kemungkinan besar adalah tempat glamping tertinggi dari permukaan air laut.


Nama tempatnya adalah Bali Sunrise Camp & Glamping. Lokasinya di Kintamani. Jika kita googling maka kita akan tahu bahwa lokasi Bali Sunrise Camp & Glamping ini terletak agak minggir dibanding lokasi glamping lainnya yang berada di dekat jalan utama Danau maupun Gunung Batur. Untuk sampai ke sini diperlukan effort yang lebih mengingat medan jalannya yang akan melewati tikungan dan tanjakan cukup ekstrim. Pihak Bali Sunrise Camp & Glamping (kemudian disingkat BSG) menawarkan bantuan apabila ada yang kesulitan untuk menuju ke lokasi. 


Overview 


Untuk menginap di sini kita bisa melakukan reservasi melalui aplikasi seperti Traveloka Booking dot com maupun langsung reservasi melalui kontak yang tersedia. Prosesnya cepat. 


Ada tiga tipe kamar yang tersedia namun nampaknya mereka juga menyediakan lahan untuk siapapun yang ingin camping dengan membawa tenda sendiri. 


Saya memesan yang box dengan harga Rp. 270.000 untuk satu malam yang sudah termasuk sarapan. Selain box, ada juga triangle maupun lumbung. Harga dan fasilitas bisa dilihat melalui instagram mereka.


Kamar yang saya pesan, view depan, dan sarapan pagi hari.



Apa yang ditawarkan di sini adalah pemandangan yang cantik. Melihat review-nya kita bisa melihat gumpalan awan berada tepat di bawah kita ketika pagi tiba. Namun tentu saja hal ini akan terjadi ketika datang di waktu yang tepat mengingat alam kurang bisa diprediksi. 


Saya sempat katakan bahwa tempat ini adalah lokasi glamping tertinggi di Bali. Hal ini dikarenakan kita dapat melakukan tracking ke puncak hanya dengan mendaki selama 5-10 menit. Dari puncak tersebut kita dapat melihat pemandangan ajaib. 


Dalam satu rentetan kita bisa melihat tiga gunung yaitu Gunung Abang, Gunung Agung, dan Gunung Rinjani dari kejauhan. Ke arah Barat kita bisa melihat Gunung Batur dan juga Danau Batur. Jika masih kurang maka kita bisa melihat ke arah Timur. Ada lautan dan matahari pagi muncul dari arah tersebut. Semua itu dapat dilihat dalam satu waktu sekaligus.


My Story


Saya tiba di lokasi menjelang Maghrib karena perjalanan dari Bedugul yang melintasi bukit, gunung, dan hutan imbas dari petunjuk Google Maps. Tapi berkat rute itu saya jadi tidak perlu membayar biaya retribusi masuk kawasan Kintamani. Sebagai informasi, untuk masuk daerah Kintamani akan dikenakan biaya sebesar 20.000 (atau 25.000, saya lupa). Sama seperti masuk ke Nusa Penida yang mulai diberlakukan April 2022 ini. 


Kesan pertama saat tiba di sana adalah kami dapet rebahan dan istirahat setelah perjalanan jauh. Kamarnya lumayan. Kasurnya empuk. Terdapat colokan dan kran air di depan kamar. Baru ada saya dan tamu sebelumnya yang sudah ada sejak sore. Menurut Mbok Eka, semua kamar sudah terpesan namum belum pada sampai. 


Saya melihat ke depan dan ada gunung yang terasa dekat. Saya tidak sabar menunggu pagi untuk melihat keajaiban itu sambil berdoa kami dapat melihat lautan awan layaknya di Dieng atau Prau dulu. 


Menikmati Malam


Lapar malam itu saya bantai dengan makan mie instan. Harganya standar namun penyajiannya lumayan lama. Lebih dari setengah jam. Mungkin 50 menitan. Menikmati mie instan di malam yang dingin itu lumayan menyenangkan. Kalian juga sering melakukannya kan?


Oh iya. Saya juga memesan kayu bakar untuk membuat api unggun. Juga jagung bakar untuk menyempurnakannya. Malam semakin larut dan tamu dari tenda triangle maupun dari lumbung bergabung ke tempat kami. 


Ini dikarenakan lokasi kamar mandi menang terletak dekat dengan kami sehingga mereka akan melewati area saya. Bersama mereka kami semua cerita satu sama lain. Mereka juga orang dari luar Bali yang sedang liburan. Kehangatan ini tercipta berkat ada api unggun dan jiwa sesama traveler. Yang amat disayangkan dari kehangatan ini hanyalah jagungnya yang tidak enak. Jagungnya terasa tua.


Menu dan harga standar


Saat Pagi


Malam yang dingin tidak cukup kuat untuk membuat mata terlelap dan tidur dengan nikmat. Ini dikarenakan adanya suara berisik dari tetangga di sekitar area glamping yang memasang musik keras-keras. Konon itu dikarenakan sedang ada upacara tertentu. Saya tidak tahu jelasnya namun memang cukup mengganggu. Saya cek update status pengelola pun mengeluhkan hal yang sama. 


Oh iya pemilik area glamping ini memang masih bersaudara. Selain Bali Sunrise Glamping ini pun ada area glamping lainnya yang juga dikelola oleh saudaranya.


Kembali ke cerita. 

Saya bangun di pagi hari dan keluar kamar. Saya memburu matahari pagi. Sudah ada sinar jingga kemerahan di sebelah kiri. Saya bangunkan Sofi, rekan saya dan mengajaknya untuk tracking. 


Hanya perlu tracking 10 menit dan kami sampai di atas. Perlu bantuan cahaya senter untuk menerangi jalan setapak yang ada. Tidak ada penjaga. Tidak ada tiket. Hanya ada kotak yang boleh diisi siapapun dengan nominal berapapun. 


Sampai di atas kami menunggu untuk melihat matahari terbit. Secara perlahan matahari terbit dan cahayanya mulai menerangi alam. Ada beberapa turis asing yang juga menikmati suasana itu. 


Menunggu matahari terbit


Sayangnya apa yang saya harapkan tidak terjadi. Tidak ada lautan awan. Sekitar 60 menit setelahnya kabut tebal menutupi gunung. Untungnya saya sudah lumayan banyak mengambil dan mengabadikan gambar. Saya pikir ini sudah cukup. Mungkin sebatas inilah yang bisa saya dapatkan.

Gunung Abang dan Gunung Agung. Sebelah kirinya lagi Gunung Rinjani yang dapat dilihat dari kejauhan saat cuaca bagus. 


Sudut lainnya berupa Gunung dan Danau Batur



Penutup


Oke seperti itulah pengalaman dan sedikit gambaran tentang Bali Sunrise Glamping. Jika pembaca ingin berkunjung ke sini silakan saja. Jangan lupa untuk menyiapkan banyak makanan dan berkunjunglah di waktu yang tepat. Tempat ini patut untuk dicoba.



Plus :

+ Harga makanan dan minuman standar

+ Mbok Eka super ramah

+ View cakep

+ Kamar mandi ada water heater



Minus 

- Durasi penyajian makanan cenderung lama

- Tidak ada tissue di dalam kamar

- Tidak ada keset di depan kamar




Bali Sunrise Camp & Glamping

Jl Caldera Batur, Br. Alengkong

Desa Songan, Kintamani, Bangli, Bali


Instagram : balisunrisecamp_glamping

Contact Person : +62 87862366311




NEXT ARTICLE Next Post
PREVIOUS ARTICLE Previous Post
NEXT ARTICLE Next Post
PREVIOUS ARTICLE Previous Post
 

Delivered by FeedBurner