Setelah menikah, hidup rasanya kayak ganti channel. Nggak jelek, cuma beda aja. Kayak misalnya dulu sering nonton RCTI tapi sekarang ganti nonton SCTV. Kalau dulu gue bisa bebas ketemu siapa aja, nongkrong dadakan, atau ngobrol lama sama temen lawan jenis tanpa mikir dua kali, sekarang semuanya harus ditimbang-timbang. Bukan berarti gue nyesel nikah. Sama sekali nggak. Gue happy. Tapi kebahagiaan itu datang dengan paket tanggung jawab dan batasan yang baru. Dan gue lagi belajar berdamai sama itu semua.
Kadang gue kangen. Kangen masa-masa di mana gue bisa duduk lama di suatu tempat random bareng temen lama, tertawa lepas tanpa mikir gimana kasih penjelasan ke pasangan. Kangen spontanitas. Kangen ngobrol sampai lupa waktu, tanpa harus buru-buru pulang atau kasih kabar tiap satu jam. Gue kadang kangen “gue” yang dulu. Yang bebas. Yang bisa ngilang seharian tanpa ditanya. Yang bisa jadi versi paling liar dari diri sendiri tanpa takut salah paham. Kangen bisa ngobrol lepas sama temen lama tanpa takut ditanya. Kangen bisa bilang "iya" ke ajakan dadakan tanpa mikir panjang. Kangen bisa jadi versi diri yang dulu: bebas, lepas, spontan.
Tapi sekarang, gue juga lagi kenal sama versi “gue” yang baru. Yang lebih mikir. Yang lebih hati-hati. Yang tahu rasanya punya rumah yang perlu dijaga. Dan gue rasa… hidup emang gitu kali ya. Kita tumbuh, kita berubah. Kita belajar mengikhlaskan beberapa hal demi hal lain yang lebih besar. Kadang masih sesek. Tapi pelan-pelan, semua masuk akal juga. Atau mungkin bukan berubah ya. Lebih tepatnya beradaptasi.