Mari kita akui kebesaran Indomie yang begitu akrab dalam
lapisan masyarakat di Indonesia. Kehadirannya bisa ditemukan di mana saja
menemani ragam orang-orang. Supir taksi di warkop, mahasiswa rantau di kamar
kos, pengungsi di posko keselamatan bencana alam, para pecinta alam di gunung,
atau juga para siswa di kantin sekolah. Indomie begitu besarnya sampai-sampai menjadi top
of mind.
Sumber : Top Brand Index. https://www.topbrand-award.com/top-brand-index/?tbi_find=indomie |
Tetapi yang ingin gue bahas di sini adalah adanya kaitan
antara selera dengan kepuasan menikmati Indomie. Ini membingungkan untuk
mendapatkan jawaban di mana bisa mendapatkan Indomie terbaik. Atau kenapa
Indomie buatan mamang warkop bisa terasa lebih nikmat dibanding buatan sendiri
meskipun terbuat dari bahan utama yang sama persis.
Oke, pertama-tama sadari bahwa tagline Indomie adalah ‘Indomie…
Seleraku’. Bold and underline; seleraku. Ditulis ulang dengan huruf kapital agar
dramatis: SELERAKU. Iya. Ternyata rasa puas kita dalam mengkonsumsi produk
Indomie didasari oleh selera masing-masing. Dan kita sama-sama tau bahwa selera
masing-masing orang berbeda-beda antara satu dengan yang lain. Selera konsumen
termasuk ke dalam prilaku konsumen. Menurut Kotler dan Keller (2008:214)
prilaku konsumen adalah studi begaimana individu, kelompok, dan organisasi
memilih, membeli, menggunakan dan menempatkan barang, jasa, ide, atau
pengalaman untuk memuaskan keinginan dan kebutuhan mereka.
Ada kata memuaskan dalam pengertian itu. Dalam kasus Indomie
maka kepuasan konsumen dapat dilihat dari berbagai faktor yang di antaranya
adalah sebagai berikut:
Faktor Rasa
Indomie memiliki banyak rasa. Dari yang paling terkenal yaitu
Rasa Ayam Bawang, Rasa Soto Ayam, dan Rasa Kari Ayam, sampai rasa nusantara
yang lebih kaya akan pilihan. Belum lagi Indomie juga merilis beberapa varian
tidak biasa seperti Hype Abis, Indomie Goreng Chatz Me, atau juga Real Meat. Gue
pribadi belum pernah mencicipi semua varian Indomie baik yang masih eksis
maupun yang sudah punah. Banyaknya variasi rasa membuat konsumen bebas memilih
ingin menikmati produk yang mana. Bagi pecinta kuliner atau bahkan sekte pemuja Indomie (dibuktikan dengan adanya
akun Twitter @AgamaIndomie), adanya variasi ini membuat mereka dapat lebih
melakukan eksplorasi rasa demi kepuasan yang didapatkan.
Faktor Porsi
Seringkali diucapkan; makan satu porsi terasa kurang, makan dua porsi terlalu banyak. Indomie melalui produk Indomie Goreng memiliki produk Indomie Jumbo yang menjadi jalan keluar meski banyak yang beranggapan rasanya berbeda dengan yang regular. Ada yang merasa cukup dengan satu porsi namun ada juga yag harus dua porsi. Semua ini kembali kepada selera masing-masing.
Faktor Tekstur
Nah ini penting. Untuk beberapa orang ada yang lebih suka
menikmati Indomie dengan tekstur setengah matang alias masih sedikit keras.
Namun ada juga yang lebih menyukai tekstur empuk atau dikenal dengan istilah
lodoh. Menurut KBBI lodoh diartikan sebagai menjadi lunak sekali karena busuk
atau terlampau ranum (tentang buah dan sebagainya). Gue punya mbah yang kalau
setiap pesan makan Indomie hampir dipastikan selalu minta dibuat lodoh.
Faktor Kuah
Ini cukup krusial. Setidaknya buat gue pribadi. Pernah punya
pengalaman jelek ketika menikmati Indomie hasil suguhan istri teman dan
penjual. Ada yang lebih menyukai Indomie kuah dengan kuah sedikit, namun ada
juga yang lebih menyukai kuah extra. Gue termasuk yang anti kuah banjir. Jadi
gue punya selera dengan kuah sedikit atau sedang. Nah apesnya adalah pas ke
tempat yang gue ceritain adalah gue dapet kuah ekstra yang secara pribadi
mengurangi kenikmatan Indomie itu sendiri. Sebel kan. Niat mau makan enak malah
jadi kurang cuma gara-gara kuah yang kebanyakan.
Sama halnya dengan Indomie Goreng. Ada yang lebih suka
dengan kondisi betul-betul tiris alias kering. Tapi ada juga yang lebih suka
dengan ditambahin sedikit air agar agak berkuah. Gue inget banget kalau dulu
pernah makan Indomie Goreng yang enak banget. Waktu SMA di rumah temen gue yang
namanya Kusut. Si Kusut bikini Indomie Goreng dengan begitu tiris dan begitu
kering sehingga gue menikmati betul. Sampai saat ini tiap gue beli Indomie di
luaran atau saat temen mau masakin Indomie, gue pasti minta kuahnya sedikit
untuk mie kuah dan minta tiris pas dimasakin Indomie Goreng. Karena gue berpendapat
bahwa tali pertemanan atau tali persaudaraan bisa rusak Cuma gara-gara kasih
kuah yang kebanyakan.
Faktor Topping
Topping juga jadi penentu selera orang dalam menikmati suguhan Indomie secara paripurna. Topping yang paling umum adalah telor. Nah selera dalam memasak telor pun sedikit berebeda-beda. Ada yang suka telur setengah matang. Ada yang betulan matang. Ada juga yang memilih untuk semi hancur. Ini semua balik lagi ke selera masing-masing. Selain telur ada topping lain yang biasa dipakai seperti sosis, keju, atau juga bakso.
Sourcee @IndomieLover |
Kesimpulan :
Tagline Indomie Seleraku rasanya memang tepat untuk
menggambarkan betapa kompleksnya cara menikmati Indomie untuk mendapatkan
kenikmatan yang hakiki. Kenikmatan sejati yang membuat kita puas dan lantas
menjadi bodoh seketika karena bengong dan hanyut dalam peristiwa yang membuat
lena akibat kenikmatan yang tiada tara. Ah..
Jadi jawaban dari cara terbaik menikmati Indomie adalah dengan memenuhi seleranya. Sebagai teman/saudara/pacar yang baik coba tanyakan apakah lebih suka yang teksturnya lunak atau tidak, tanyakan kapasitas kuahnya, tanyakan topping-nya, penuhi seleranya.