-->

Kamis, 03 September 2020

Cara Terbaik Menikmati Indomie

 


Mari kita akui kebesaran Indomie yang begitu akrab dalam lapisan masyarakat di Indonesia. Kehadirannya bisa ditemukan di mana saja menemani ragam orang-orang. Supir taksi di warkop, mahasiswa rantau di kamar kos, pengungsi di posko keselamatan bencana alam, para pecinta alam di gunung, atau juga para siswa di kantin sekolah. Indomie begitu besarnya sampai-sampai menjadi top of mind.

Sumber : Top Brand Index.
https://www.topbrand-award.com/top-brand-index/?tbi_find=indomie



Tetapi yang ingin gue bahas di sini adalah adanya kaitan antara selera dengan kepuasan menikmati Indomie. Ini membingungkan untuk mendapatkan jawaban di mana bisa mendapatkan Indomie terbaik. Atau kenapa Indomie buatan mamang warkop bisa terasa lebih nikmat dibanding buatan sendiri meskipun terbuat dari bahan utama yang sama persis.


Oke, pertama-tama sadari bahwa tagline Indomie adalah ‘Indomie… Seleraku’. Bold and underline; seleraku. Ditulis ulang dengan huruf kapital agar dramatis: SELERAKU. Iya. Ternyata rasa puas kita dalam mengkonsumsi produk Indomie didasari oleh selera masing-masing. Dan kita sama-sama tau bahwa selera masing-masing orang berbeda-beda antara satu dengan yang lain. Selera konsumen termasuk ke dalam prilaku konsumen. Menurut Kotler dan Keller (2008:214) prilaku konsumen adalah studi begaimana individu, kelompok, dan organisasi memilih, membeli, menggunakan dan menempatkan barang, jasa, ide, atau pengalaman untuk memuaskan keinginan dan kebutuhan mereka.

Ada kata memuaskan dalam pengertian itu. Dalam kasus Indomie maka kepuasan konsumen dapat dilihat dari berbagai faktor yang di antaranya adalah sebagai berikut:

 

Faktor Rasa

Indomie memiliki banyak rasa. Dari yang paling terkenal yaitu Rasa Ayam Bawang, Rasa Soto Ayam, dan Rasa Kari Ayam, sampai rasa nusantara yang lebih kaya akan pilihan. Belum lagi Indomie juga merilis beberapa varian tidak biasa seperti Hype Abis, Indomie Goreng Chatz Me, atau juga Real Meat. Gue pribadi belum pernah mencicipi semua varian Indomie baik yang masih eksis maupun yang sudah punah. Banyaknya variasi rasa membuat konsumen bebas memilih ingin menikmati produk yang mana. Bagi pecinta kuliner atau bahkan  sekte pemuja Indomie (dibuktikan dengan adanya akun Twitter @AgamaIndomie), adanya variasi ini membuat mereka dapat lebih melakukan eksplorasi rasa demi kepuasan yang didapatkan.



Faktor Porsi

Seringkali diucapkan; makan satu porsi terasa kurang, makan dua porsi terlalu banyak. Indomie melalui produk Indomie Goreng memiliki produk Indomie Jumbo yang menjadi jalan keluar meski banyak yang beranggapan rasanya berbeda dengan yang regular. Ada yang merasa cukup dengan satu porsi namun ada juga yag harus dua porsi. Semua ini kembali kepada selera masing-masing.


Faktor Tekstur

Nah ini penting. Untuk beberapa orang ada yang lebih suka menikmati Indomie dengan tekstur setengah matang alias masih sedikit keras. Namun ada juga yang lebih menyukai tekstur empuk atau dikenal dengan istilah lodoh. Menurut KBBI lodoh diartikan sebagai menjadi lunak sekali karena busuk atau terlampau ranum (tentang buah dan sebagainya). Gue punya mbah yang kalau setiap pesan makan Indomie hampir dipastikan selalu minta dibuat lodoh.


Faktor Kuah

Ini cukup krusial. Setidaknya buat gue pribadi. Pernah punya pengalaman jelek ketika menikmati Indomie hasil suguhan istri teman dan penjual. Ada yang lebih menyukai Indomie kuah dengan kuah sedikit, namun ada juga yang lebih menyukai kuah extra. Gue termasuk yang anti kuah banjir. Jadi gue punya selera dengan kuah sedikit atau sedang. Nah apesnya adalah pas ke tempat yang gue ceritain adalah gue dapet kuah ekstra yang secara pribadi mengurangi kenikmatan Indomie itu sendiri. Sebel kan. Niat mau makan enak malah jadi kurang cuma gara-gara kuah yang kebanyakan.


Sama halnya dengan Indomie Goreng. Ada yang lebih suka dengan kondisi betul-betul tiris alias kering. Tapi ada juga yang lebih suka dengan ditambahin sedikit air agar agak berkuah. Gue inget banget kalau dulu pernah makan Indomie Goreng yang enak banget. Waktu SMA di rumah temen gue yang namanya Kusut. Si Kusut bikini Indomie Goreng dengan begitu tiris dan begitu kering sehingga gue menikmati betul. Sampai saat ini tiap gue beli Indomie di luaran atau saat temen mau masakin Indomie, gue pasti minta kuahnya sedikit untuk mie kuah dan minta tiris pas dimasakin Indomie Goreng. Karena gue berpendapat bahwa tali pertemanan atau tali persaudaraan bisa rusak Cuma gara-gara kasih kuah yang kebanyakan.


Faktor Topping

Topping juga jadi penentu selera orang dalam menikmati suguhan Indomie secara paripurna. Topping yang paling umum adalah telor. Nah selera dalam memasak telor pun sedikit berebeda-beda. Ada yang suka telur setengah matang. Ada yang betulan matang. Ada juga yang memilih untuk semi hancur. Ini semua balik lagi ke selera masing-masing. Selain telur ada topping lain yang biasa dipakai seperti sosis, keju, atau juga bakso. 

Sourcee @IndomieLover



Kesimpulan :

Tagline Indomie Seleraku rasanya memang tepat untuk menggambarkan betapa kompleksnya cara menikmati Indomie untuk mendapatkan kenikmatan yang hakiki. Kenikmatan sejati yang membuat kita puas dan lantas menjadi bodoh seketika karena bengong dan hanyut dalam peristiwa yang membuat lena akibat kenikmatan yang tiada tara. Ah..


Jadi jawaban dari cara terbaik menikmati Indomie adalah dengan memenuhi seleranya. Sebagai teman/saudara/pacar yang baik coba tanyakan apakah lebih suka yang teksturnya lunak atau tidak, tanyakan kapasitas kuahnya, tanyakan topping-nya, penuhi seleranya.





NEXT ARTICLE Next Post
PREVIOUS ARTICLE Previous Post
NEXT ARTICLE Next Post
PREVIOUS ARTICLE Previous Post
 

Delivered by FeedBurner