-->

Jumat, 12 Agustus 2016

Antara PSSI, Golkar, dan Bakrie

Selamat malam.

Ketika sebuah induk organisasi olahraga diintervensi oleh unsur politik, maka sterilitas maupun independensi organisasi tersebut menjadi bias dan berpotensi dipotisir. Tulisan saya ini hanyalah sebuah teori recehan yang didasari oleh pengamatan murahan dengan kesimpulan yang sengaja dibuat bombastis. Well. Receh atau tidak, murahan atau bukan, saya harap tulisan ini bisa meramaikan aneka berita tentang PSSI yang sebentar dikabarkan akan mengadakan kongres luar biasa. telah mengadakan Kongres Luar Biasa, beberapa hari lalu. http://bola.liputan6.com/read/2569035/klb-berjalan-mulus-reformasi-pssi-di-depan-mata

PSSI (Persatuan Sepakbola Seluruh Indonesia) adalah sebuah organisasi induk yang bertugas mengatur kegiatan sepakbola di Indonesia. Secara resmi, PSSI berdiri pada tanggal 19 April 1930 dengan ketua umum pertama adalah Ir. Soeratin Sosrosoegondo. (Sumber Wikipedia)

Sepak terjang PSSI era Nurdin Halid menjadi era di mana PSSI menjadi sebuah organisasi yang sering menimbulkan kontroversi. Kontroversi yang ada tidak hanya saat Nurdin Halid menjadi ketua umum namun juga era setelahnya. 

Sebuah teori
Undang-Undang Pers yang diterbitkan pada tahun  2002 berdampak pada mudahnya melakukan peliputan berita. Nurdin Halid menjadi ketua umum dan besar di PSSI saat era kebebasan pers sudah didapatkan. Maka pemberitaan mengenai kontroversi PSSI ini menyita atensi publik yang mana tidak terjadi di era sebelum Nurdin Halid atau ketika undang-undang pers belum ada. Mungkin saja di era sebelum Nurdin Halid, PSSI juga mengalami berbagai kontroversi namun beritanya tidak seheboh era Nurdin Halid.

Konspirasi?
Penulis merasa bahwa ada sebuah budaya dalam tubuh PSSI yang amat disayangkan. Konspirasi namanya. Dugaan pengaturan skor menjadi hal yang sering muncul. Seperti yang terjadi pada tahun 2010/2011 saat Arema Indonesia menjadi juara Liga Super Indonesia. Nirwan Bakrie adalah investor untuk Arema Indonesia di era itu dengan mempromosikan produknya yang bernama Ijen Nirwana Residence. Secara ‘kebetulan’, Nirwan adalah wakil ketua umum PSSI dan adik kandung dari Aburizal Bakrie yang merupakan ketua umum partai Golkar. Nurdin Halid adalah salah satu kader dari partai Golkar. Ditambah lagi Direktur PT Liga Indonesia Andi Darussalam yang merangkap jabatan sebagai pembina Yayasan Arema dan wakil presiden PT Lapindo Brantas milik Aburizal Bakrie. Para tokoh ini yang secara kebetulan saling terkait inilah yang diduga mengantarkan Arema Indonesia menjadi juara liga. 

Golkarisasi
Fakta mengejutkan penulis dapatkan saat melihat data dari weblog yang berisi tentang banyaknya anggota di tubuh PSSI yang merupakan orang yang berada langsung di partai Golkar maupun yang terafiliasi dan ormas-ormas yang pernah dekat dan identik dengan partai Golkar. Hal itu tidak hanya terjadi di struktural organisasi namun juga melibatkan anggota PSSI yang terdiri dari pemilik klub anggota PSSI. Tidak hanya dari Partai Golkar, ada juga keterikatan antara Bakrie Land Group yang dimiliki oleh Aburizal Bakrie yang secara ‘kebetulan’ merupakan ketua umum partai Golkar. Sumber ini penulis dapatkan dari :

Kader yang berasal dari kalangan pebisnis, profesional, dan tokoh masyarakat, antara lain:
1.    Aburizal Bakrie (Ketua Umum Partai Golkar; banyak menyuntik dana selama kepengurusan Nurdin Halid di PSSI, terakhir menyumbangkan 25 hektar tanah di Jonggol untuk PSSI di sela-sela gelaran AFF Suzuki Cup 2010)
2.    Nirwan Bakrie (Mantan Wakil Ketum PSSI di masa Nurdin Halid; Mantan Wakil Sekjen Golkar; Pemilik Pelita Jaya Cronus, Bakrie & Brothers Group)
3.    Anindya Bakrie (Presdir Bakrie Telecom – Esia; Visi Media Asia – ANTV, TVONE, Vivanews, yang menyiarkan laga-laga seru ISL selama 9 tahun terakhir)
4.    Andi Darussalam Tabussala (Mantan Ketua BLI, Wapres PT. Lapindo Brantas, Bakrie Group)
5.    Nurdin Halid (Mantan Ketum PSSI periode 2003-2011; Ketua Bidang Pemenangan Pemilu Wilayah Sulawesi Partai Gokar)
6.    Djoko Driyono (CEO PT. Liga Indonesia, Mantan Staf PT. Krakatau Steel, salah satu pelanggan terbaiknya adalah PT Bakrie Pipe Industries – BPI)
7.    Hinca Panjaitan (Komding di masa Nurdin Halid)
8.    Lalu Mara Satriawangsa (Tokoh kunci Arema Pelita Cronous; Wakil Sekjen Bidang Informasi & Penggalangan Opini partai Golkar)
9.    Dodi Reza Alex Noerdin (Sriwijaya FC, Anggota DPR RI Fraksi Golkar)
10. Harbiansyah Hanafiah (Persisam, Pemuda Pancasila, Samarinda, Kaltim)
11. FadliHasan (Persela, Bupati Lamongan, Golkar)
12. Herman Abdullah (PSPS Pekanbaru, KOSGORO Riau, Ormas Golkar)
13. Endri Erawan (Mitra Kukar, Mantan Bendahara Golkar, Kaltim)
14. BenhurTomy Mano (Persipura, Walikota Jayapura dari Golkar)
15. Habel Melkias Suwae (Persidafon, Cagub Papua dari Golkar)
16. Rendra Kresna (Presiden kehormatan Arema Pelita Cronous, Bupati Malang dari Golkar)
17. Rahudman (PSMS versi IndraSakti, Walikota Medan dari Golkar)
18. Mafirion (Deltras Sidoardjo, Exco di masa Nurdin Halid)
19. Fery Paulus (Ketum Persija, Exco di masa Nurdin Halid)
20. IwanBudianto (CEO  Arema Pelita Cronous; Mantan Exco PSSI era Nurdin Halid)



Pengurus PSSI-KPSI Periode 2012-2017 :
Ketua Umum                        : Ir. Haji La Nyalla Matalitti (Ketua Majelis Pengurus Wilayah [MPW] Pemuda Pancasila, Ketua Kadin Jatim)

Wakil Ketua Umum : Rahim Soekasah (Mantan Dirtek Pelita Jaya, Bakrie Group)


Exco PSSI-KPSI Periode 2012-2017:
1.    Robertho Rouw (Ketua MPW Pemuda Pancasila, DKI Jakarta)
2.    Tony Aprilani (Mantan Anggota DPR RI Fraksi Golkar)
3.    Djamal Aziz (Penasehat Pemuda Pancasila Kabupaten Malang; Anggota DPR RI dari Partai HANURA)
4.    Diza Rasyid Ali (Ketua MPW Pemuda Pancasila, Sulsel)
5.    Erwin DwiBudiawan (Putra Harbiansyah Hanafiah, terafiliasi dengan Pemuda Pancasila & Partai Golkar, Samarinda)
6.    Hardi Hasan (Ketua Pengrov PSSI DKI Jakarta di masa Nurdin Halid)
7.    Zulfadli (Anggota Komisi X DPR RI Fraksi Golkar)
8.    Ahmed Zaki Iskandar (Anggota Komisi X DPR RI Fraksi Golkar; Calon Walikota Tangerang)
9.    La Siya (Ketua Harian Persipura, terafiliasi dengan Partai Golkar)


Pengurus Klub-klub ISL (Indonesia Super League):

1. Sriwijaya FC
H. Dodi Reza Alex, CEO PT Sriwijaya Optimis Mandiri (SOM) adalah anggota Komisi VI DPR RI Fraksi Golkar dan Wakil Sekjen Bidang Pemenangan Pemilu Wilayah Kalimantan Partai Golkar.

Ayahnya Alex Noerdin menjadi Gubernur Sumsel yang diusung dari Partai Golkar. Alex juga diusung Partai Golkar dalam Pilgub DKI Jakarta, namun hanya menempati urutan kelima dari 6 pasang calon gubernur.

2. Persela Lamongan
Fadli Hasan, Ketua Umum Persela merupakan Bupati Lamongan hasil Pilkada 2010 yang diusung oleh Partai Golkar.

3. PSPS Pekanbaru
Herman Abdullah, Ketum PSPS Pekanbaru merupakan Ketua Kosgoro Riau. Kosgoro adalah ormas underbouw Partai Golkar.

4. Mitra Kukar
Endri Erawan, CEO Mitra Kukar merupakan mantan bendaharawan Partai Golkar yang sekarang menjabat sebagai Ketua Kadin Kutai Kartanegara.

5. Persipura
Benhur Tommy Mano, Ketum Persipura 2010-2014 merupakan Walikota Jayapura yang berasal dari Partai Golkar. Ketum periode sebelumnya, MR Kambu juga berasal dari Partai Golkar.

6. Persidafon Dafonsoro
Habel Melkias Suwae, Ketum Persidafon yang merupakan calon Gubernur Papua periode 2011-2016 dari Partai Golkar.

7. Pelita Jaya
Gunawan Tamsir, Ketum Pelita Jaya adalah petinggi di PT. Bakrieland Development Tbk. Pelita Jaya berada di bawah pengelolaan PT. Pelita Jaya Cronus, salah satu anak perusahaan Bakrie Group. Manajer tim, Lalu Mara Satriawangsa adalah Wakil Sekjen Bidang Informasi & Penggalangan Opini partai Golkar.

8. PS Deltras
Mafirion, Ketum Deltras Sidoardjo merupakan mantan Exco PSSI di masa kepengurusan Nurdin Halid. Mafiron mengambil alih Deltras atas dukungan keluarga Bakrie, mengingat ada perusahaan vital Bakrie Group di Sidoardjo.

9. Persebaya DU 
Wisnu Wardhana, Ketum Persebaya Divisi Utama PT. LI, yang direstui Bapak La Nyalla Mattalitti.

10. Persiba Balikpapan
Syahril HM Taher, Ketua Persiba merupakan Ketua MPC Pemuda Pancasila di Balikpapan, Kaltim. Beliau merupakan salah satu tokoh Pemuda Pancasila Nasional bersama bapak La Nyalla Mattalitti. Pada masa Orde Baru, Pemuda Pancasila menyalurkan aspirasinya untuk Golkar. Setelah reformasi, PemudaPancasila membentuk partai sendiri yang bernama Partai Patriot.

11. Persisam Samarinda
Harbiansyah Hanfiah, CEO Persisam Putra, kini diplot sebagai Komisaris Utama PT. Liga Indonesia.

12. Persegres Gresik
Sambari Halim Radianto, GM Persegres Gresik, Bupati Gresik, Ketua DPD Partai Golkar, Gresik.

13. Persiram Raja Ampat
Hendrik AG Wairara, Ketua DPRD Kepulauan Raja Ampat, Papua, Partai Golkar.

Dengan adanya fakta mencenangkan dari upaya Golkarisasi ini, rasa-rasanya untuk ke depannya PSSI baik ketua umum sampai anggota-anggotanya akan dipegang oleh orang-orang dari partai Golkar. Baik secara langsung maupun tidak. Publik tentu masih ingat saat Aburizal Bakrie mengajak seluruh staff dan pemain Timnas Senior ke rumahnya saat kompetisi AFC Suzuki Cup 2010 (SUMBER KOMPASSaat itu Timnas bermain sangat bagus meskipun tidak juara. Upaya Aburizal Bakrie ini sebagai pengusaha dan tokoh politik membuat penulis yakin bahwa yang dilakukan Aburizal Bakrie ini adalah bentuk dari cari perhatian baik kepada kawan politiknya maupun lawan politiknya. Hal itu ditambah jelas dengan pengakuan Nurdin Halid yang mengatakan bahwa prestasi timnas bisa sebagus itu tidak lepas dari peran Golkar. http://www.goal.com/id-ID/news/1387/nasional/2011/01/18/2311555/nurdin-sukses-timnas-karena-saya-golkar

Sumber : https://tijitibeh.files.wordpress.com/2012/10/skuat-timnas-di-rumah-ical.jpg?w=400

Mencari Pemimpin
Sebuah anomali ketika dua orang yang ketua umum PSSI terjerat tindak pidana korupsi. Nurdin Halid di era sebelumnya dan yang terbaru adalah La Nyalla. Keterlibatan keduanya dalam kasus yang melanggar hukum ini memiliki dua persamaan; sama-sama pernah berada di partai Golkar.

Penulis melakukan wawancara dengan sumber yaitu orang tua penulis. Dikatakan bahwa pada Orde Baru, kekuasaan Golkar melingkupi banyak sektor. Salah satunya adalah di PSSI. Keengganan Nurdin Halid untuk mundur dan mendapat pembelaan dari berbagai pihak disinyalir untuk mempertahankan sebuah sistem yang ada. Sistem dimana kekuasaan dipegang oleh orang-orang yang pernah menjabat sebuah posisi dari partai golkar. Golkarisasi. Amat sangat mungkin ketika Jusuf Kalla sebagai Wakil Presiden meminta Menpora Imam Nahrawi untuk mencabut pembekuan PSSI adalah faktor ke-Golkar-an antara PSSI dengan dirinya yang kebetulan orang dari partai Golkar sehingga berseberangan pendapat dengan Jokowi yang meminta pembekuan tetap dilakukan. 

Penutup
Kembali pada judul di atas. Hm.. Mungkinkah pemimpin PSSI nantinya juga akan terdiri dari (mantan) tokoh Golkar? Entahlah. Kita nantikan saja dan semoga pemimpin baru bisa memberikan kontribusi yang bagus dan ingin memajukan sepakbola Indonesia agar lebih berprestasi. Semoga.

Sumber : Tempo.com

*Tulisan ini juga merupakan tugas kuliah yang membahas tentang Komunikasi Organisasi. Tentunya dengan perubahan agar sesuai dengan materi di blog*

NEXT ARTICLE Next Post
PREVIOUS ARTICLE Previous Post
NEXT ARTICLE Next Post
PREVIOUS ARTICLE Previous Post
 

Delivered by FeedBurner