Selamat malam.
Ketika sebuah induk organisasi olahraga diintervensi oleh unsur politik, maka sterilitas maupun independensi organisasi tersebut menjadi bias dan berpotensi dipotisir. Tulisan saya ini hanyalah sebuah teori recehan yang didasari oleh pengamatan murahan dengan kesimpulan yang sengaja dibuat bombastis. Well. Receh atau tidak, murahan atau bukan, saya harap tulisan ini bisa meramaikan aneka berita tentang PSSI yang sebentar dikabarkan akan mengadakan kongres luar biasa. telah mengadakan Kongres Luar Biasa, beberapa hari lalu. http://bola.liputan6.com/read/2569035/klb-berjalan-mulus-reformasi-pssi-di-depan-mata
PSSI (Persatuan
Sepakbola Seluruh Indonesia) adalah sebuah organisasi induk yang bertugas
mengatur kegiatan sepakbola di Indonesia. Secara resmi, PSSI berdiri pada
tanggal 19 April 1930 dengan ketua umum pertama adalah Ir. Soeratin
Sosrosoegondo. (Sumber Wikipedia)
Sepak terjang PSSI
era Nurdin Halid menjadi era di mana PSSI menjadi sebuah organisasi yang sering
menimbulkan kontroversi. Kontroversi yang ada tidak hanya saat Nurdin Halid
menjadi ketua umum namun juga era setelahnya.
Sebuah teori
Undang-Undang Pers
yang diterbitkan pada tahun 2002
berdampak pada mudahnya melakukan peliputan berita. Nurdin Halid menjadi ketua
umum dan besar di PSSI saat era kebebasan pers sudah didapatkan. Maka
pemberitaan mengenai kontroversi PSSI ini menyita atensi publik yang mana tidak
terjadi di era sebelum Nurdin Halid atau ketika undang-undang pers belum ada. Mungkin
saja di era sebelum Nurdin Halid, PSSI juga mengalami berbagai kontroversi
namun beritanya tidak seheboh era Nurdin Halid.
Konspirasi?
Penulis merasa bahwa
ada sebuah budaya dalam tubuh PSSI yang amat disayangkan. Konspirasi namanya.
Dugaan pengaturan skor menjadi hal yang sering muncul. Seperti yang terjadi pada
tahun 2010/2011 saat Arema Indonesia menjadi juara Liga Super Indonesia. Nirwan
Bakrie adalah investor untuk Arema Indonesia di era itu dengan mempromosikan
produknya yang bernama Ijen Nirwana Residence. Secara ‘kebetulan’, Nirwan
adalah wakil ketua umum PSSI dan adik kandung dari Aburizal Bakrie yang
merupakan ketua umum partai Golkar. Nurdin Halid adalah salah satu kader dari
partai Golkar. Ditambah lagi Direktur PT Liga Indonesia Andi Darussalam yang
merangkap jabatan sebagai pembina Yayasan Arema dan wakil presiden PT Lapindo
Brantas milik Aburizal Bakrie. Para tokoh ini yang secara kebetulan saling
terkait inilah yang diduga mengantarkan Arema Indonesia menjadi juara liga.
Golkarisasi
Fakta mengejutkan
penulis dapatkan saat melihat data dari weblog yang berisi tentang banyaknya
anggota di tubuh PSSI yang merupakan orang yang berada langsung di partai
Golkar maupun yang terafiliasi dan ormas-ormas yang pernah dekat dan identik
dengan partai Golkar. Hal itu tidak hanya terjadi di struktural organisasi
namun juga melibatkan anggota PSSI yang terdiri dari pemilik klub anggota PSSI.
Tidak hanya dari Partai Golkar, ada juga keterikatan antara Bakrie Land Group
yang dimiliki oleh Aburizal Bakrie yang secara ‘kebetulan’ merupakan ketua umum
partai Golkar. Sumber ini penulis dapatkan dari :
Kader yang berasal dari kalangan pebisnis,
profesional, dan tokoh masyarakat, antara lain:
1.
Aburizal Bakrie (Ketua Umum Partai
Golkar; banyak menyuntik dana selama kepengurusan Nurdin Halid di PSSI,
terakhir menyumbangkan 25 hektar tanah di Jonggol untuk PSSI di sela-sela
gelaran AFF Suzuki Cup 2010)
2.
Nirwan Bakrie (Mantan Wakil
Ketum PSSI di masa Nurdin Halid; Mantan Wakil Sekjen Golkar; Pemilik
Pelita Jaya Cronus, Bakrie & Brothers Group)
3.
Anindya Bakrie (Presdir Bakrie
Telecom – Esia; Visi Media Asia – ANTV, TVONE, Vivanews, yang menyiarkan
laga-laga seru ISL selama 9 tahun terakhir)
4.
Andi Darussalam Tabussala (Mantan
Ketua BLI, Wapres PT. Lapindo Brantas, Bakrie Group)
5.
Nurdin Halid (Mantan Ketum
PSSI periode 2003-2011; Ketua Bidang Pemenangan Pemilu Wilayah Sulawesi
Partai Gokar)
6.
Djoko Driyono (CEO PT. Liga
Indonesia, Mantan Staf PT. Krakatau Steel, salah satu pelanggan terbaiknya
adalah PT Bakrie Pipe Industries – BPI)
7.
Hinca Panjaitan (Komding di
masa Nurdin Halid)
8.
Lalu Mara Satriawangsa (Tokoh
kunci Arema Pelita Cronous; Wakil Sekjen Bidang Informasi & Penggalangan
Opini partai Golkar)
9.
Dodi Reza Alex Noerdin (Sriwijaya
FC, Anggota DPR RI Fraksi Golkar)
10.
Harbiansyah Hanafiah (Persisam,
Pemuda Pancasila, Samarinda, Kaltim)
11.
FadliHasan (Persela,
Bupati Lamongan, Golkar)
12.
Herman Abdullah (PSPS
Pekanbaru, KOSGORO Riau, Ormas Golkar)
13.
Endri Erawan (Mitra Kukar, Mantan
Bendahara Golkar, Kaltim)
14.
BenhurTomy Mano (Persipura,
Walikota Jayapura dari Golkar)
15.
Habel Melkias Suwae (Persidafon,
Cagub Papua dari Golkar)
16.
Rendra Kresna (Presiden
kehormatan Arema Pelita Cronous, Bupati Malang dari Golkar)
17.
Rahudman (PSMS versi
IndraSakti, Walikota Medan dari Golkar)
18.
Mafirion (Deltras
Sidoardjo, Exco di masa Nurdin Halid)
19.
Fery Paulus (Ketum Persija,
Exco di masa Nurdin Halid)
20.
IwanBudianto (CEO Arema Pelita Cronous; Mantan Exco PSSI era
Nurdin Halid)
Pengurus PSSI-KPSI Periode 2012-2017 :
Ketua
Umum : Ir. Haji La Nyalla Matalitti (Ketua Majelis
Pengurus Wilayah [MPW] Pemuda Pancasila, Ketua Kadin Jatim)
Wakil Ketua Umum : Rahim Soekasah (Mantan Dirtek Pelita Jaya, Bakrie Group)
Exco PSSI-KPSI Periode 2012-2017:
1.
Robertho Rouw (Ketua MPW
Pemuda Pancasila, DKI Jakarta)
2.
Tony Aprilani (Mantan
Anggota DPR RI Fraksi Golkar)
3.
Djamal Aziz (Penasehat
Pemuda Pancasila Kabupaten Malang; Anggota DPR RI dari Partai HANURA)
4.
Diza Rasyid Ali (Ketua MPW
Pemuda Pancasila, Sulsel)
5.
Erwin DwiBudiawan (Putra
Harbiansyah Hanafiah, terafiliasi dengan Pemuda Pancasila & Partai
Golkar, Samarinda)
6.
Hardi Hasan (Ketua Pengrov
PSSI DKI Jakarta di masa Nurdin Halid)
7.
Zulfadli (Anggota Komisi
X DPR RI Fraksi Golkar)
8.
Ahmed Zaki Iskandar (Anggota Komisi
X DPR RI Fraksi Golkar; Calon Walikota Tangerang)
9.
La Siya (Ketua Harian
Persipura, terafiliasi dengan Partai Golkar)
Pengurus Klub-klub ISL (Indonesia Super League):
1. Sriwijaya FC
H. Dodi Reza Alex, CEO PT Sriwijaya Optimis Mandiri (SOM)
adalah anggota Komisi VI DPR RI Fraksi Golkar dan Wakil Sekjen Bidang Pemenangan
Pemilu Wilayah Kalimantan Partai Golkar.
Ayahnya
Alex Noerdin menjadi Gubernur Sumsel yang diusung dari Partai Golkar.
Alex juga diusung Partai Golkar dalam Pilgub DKI Jakarta, namun hanya menempati
urutan kelima dari 6 pasang calon gubernur.
2. Persela Lamongan
Fadli Hasan, Ketua Umum Persela merupakan Bupati
Lamongan hasil Pilkada 2010 yang diusung oleh Partai Golkar.
3. PSPS Pekanbaru
Herman Abdullah, Ketum PSPS Pekanbaru merupakan Ketua
Kosgoro Riau. Kosgoro adalah ormas underbouw Partai Golkar.
4. Mitra Kukar
Endri Erawan, CEO Mitra Kukar merupakan mantan
bendaharawan Partai Golkar yang sekarang menjabat sebagai Ketua Kadin Kutai
Kartanegara.
5. Persipura
Benhur Tommy Mano, Ketum Persipura 2010-2014 merupakan
Walikota Jayapura yang berasal dari Partai Golkar. Ketum periode
sebelumnya, MR Kambu juga berasal dari Partai Golkar.
6. Persidafon Dafonsoro
Habel Melkias Suwae, Ketum Persidafon yang merupakan calon
Gubernur Papua periode 2011-2016 dari Partai Golkar.
7. Pelita Jaya
Gunawan Tamsir, Ketum Pelita
Jaya adalah petinggi di PT. Bakrieland Development Tbk. Pelita Jaya berada di
bawah pengelolaan PT. Pelita Jaya Cronus, salah satu anak perusahaan Bakrie
Group. Manajer tim, Lalu Mara Satriawangsa adalah Wakil Sekjen Bidang Informasi
& Penggalangan Opini partai Golkar.
8. PS Deltras
Mafirion, Ketum
Deltras Sidoardjo merupakan mantan Exco PSSI di masa kepengurusan Nurdin Halid.
Mafiron mengambil alih Deltras atas dukungan keluarga Bakrie, mengingat ada
perusahaan vital Bakrie Group di Sidoardjo.
9. Persebaya DU
Wisnu Wardhana, Ketum Persebaya Divisi Utama PT. LI, yang
direstui Bapak La Nyalla Mattalitti.
10. Persiba Balikpapan
Syahril HM Taher, Ketua Persiba merupakan Ketua MPC Pemuda Pancasila
di Balikpapan, Kaltim. Beliau merupakan salah satu tokoh Pemuda Pancasila
Nasional bersama bapak La Nyalla Mattalitti. Pada masa Orde Baru, Pemuda
Pancasila menyalurkan aspirasinya untuk Golkar. Setelah reformasi,
PemudaPancasila membentuk partai sendiri yang bernama Partai Patriot.
11. Persisam Samarinda
Harbiansyah
Hanfiah, CEO Persisam Putra, kini diplot sebagai Komisaris Utama PT. Liga
Indonesia.
12. Persegres Gresik
Sambari Halim Radianto, GM Persegres Gresik, Bupati Gresik, Ketua
DPD Partai Golkar, Gresik.
13. Persiram Raja Ampat
Hendrik AG Wairara, Ketua DPRD Kepulauan Raja Ampat, Papua, Partai
Golkar.
Dengan adanya fakta
mencenangkan dari upaya Golkarisasi ini, rasa-rasanya untuk ke depannya PSSI
baik ketua umum sampai anggota-anggotanya akan dipegang oleh orang-orang dari
partai Golkar. Baik secara langsung maupun tidak. Publik tentu masih ingat saat
Aburizal Bakrie mengajak seluruh staff dan pemain Timnas Senior ke rumahnya
saat kompetisi AFC Suzuki Cup 2010 (SUMBER KOMPAS) Saat itu Timnas bermain sangat bagus
meskipun tidak juara. Upaya Aburizal Bakrie ini sebagai pengusaha dan tokoh
politik membuat penulis yakin bahwa yang dilakukan Aburizal Bakrie ini adalah
bentuk dari cari perhatian baik kepada kawan politiknya maupun lawan politiknya.
Hal itu ditambah jelas dengan pengakuan Nurdin Halid yang mengatakan bahwa
prestasi timnas bisa sebagus itu tidak lepas dari peran Golkar. http://www.goal.com/id-ID/news/1387/nasional/2011/01/18/2311555/nurdin-sukses-timnas-karena-saya-golkar
Sumber : https://tijitibeh.files.wordpress.com/2012/10/skuat-timnas-di-rumah-ical.jpg?w=400 |
Mencari Pemimpin
Sebuah anomali ketika
dua orang yang ketua umum PSSI terjerat tindak pidana korupsi. Nurdin Halid di
era sebelumnya dan yang terbaru adalah La Nyalla. Keterlibatan keduanya dalam
kasus yang melanggar hukum ini memiliki dua persamaan; sama-sama pernah berada
di partai Golkar.
Penulis melakukan
wawancara dengan sumber yaitu orang tua penulis. Dikatakan bahwa pada Orde
Baru, kekuasaan Golkar melingkupi banyak sektor. Salah satunya adalah di PSSI. Keengganan
Nurdin Halid untuk mundur dan mendapat pembelaan dari berbagai pihak disinyalir
untuk mempertahankan sebuah sistem yang ada. Sistem dimana kekuasaan dipegang
oleh orang-orang yang pernah menjabat sebuah posisi dari partai golkar. Golkarisasi.
Amat sangat mungkin ketika Jusuf Kalla sebagai Wakil Presiden meminta Menpora Imam
Nahrawi untuk mencabut pembekuan PSSI adalah faktor ke-Golkar-an antara PSSI
dengan dirinya yang kebetulan orang dari partai Golkar sehingga berseberangan
pendapat dengan Jokowi yang meminta pembekuan tetap dilakukan.
Penutup
Kembali pada judul di atas. Hm.. Mungkinkah pemimpin PSSI nantinya juga akan terdiri dari (mantan) tokoh Golkar? Entahlah. Kita nantikan saja dan semoga pemimpin baru bisa memberikan kontribusi yang bagus dan ingin memajukan sepakbola Indonesia agar lebih berprestasi. Semoga.
Sumber : Tempo.com |
*Tulisan ini juga merupakan tugas kuliah yang membahas tentang Komunikasi Organisasi. Tentunya dengan perubahan agar sesuai dengan materi di blog*