*Label Campus Life adalah label untuk tulisan berseri yang saya buat. Isinya menceritakan lika-liku dan haru biru tentang pengalaman selama kuliah di Universitas Mercu Buana, Meruya, Jakarta untuk prodi Public Relations yang masuk ke dalam Fakultas Ilmu Komunikasi.
Cerita dari perjalanan gue menuntut ilmu di UMB akhirnya selesai. Tepat 4 tahun atau 8 Semester.
Selama 8 semester (ditambah 3 semester pendek) gue banyak banget ngalamin cerita. Beberapa udah gue sampein di Campus Life sebelumnya. Walaupun sebenernya ada juga cerita-cerita yang mau gue ceritain tapi urung gue ceritain karena gak sempet. Atau terlanjur males. Nah yang akan gue ceritain ini adalah semacam klimaks dari perjalanan ini. Tugas Akhir. Mata kuliah yang menjadi seri pamungkas dari sesi perkuliahan ini akhirnya berhasil gue lewati.
Memilih Jalur
Untuk lulus dari Mercu, mahasiswa memiliki pilihan untuk melakukan tugas akhir. Ada macem-macem jenisnya. Persis kayak yang pernah dibilang rektor muda ITB yang baru yang nyebut kalau mahasiswa kalau mau lulus gak usah bikin skripsi. Ini dikarenakan ada opsi lain selain penulisan skripsi. Di Mercu ada Tugas Akhir Peduli Negeri, Jalur Prestasi, Aplikatif, dan Penulisan Jurnal. Tugas Akhir Peduli Negeri itu yang difokuskan adalah membuat sebuah program positif di masyarakat seperti workshop, seminar, ataupun penyuluhan. Aplikatif contohnya membuat Iklan Layanan Masyarakat, atau video company profile. Jalur prestasi ataupun jurnal gak usah gue jelasin yah.
Gue pribadi milih jalur skripsi meskipun awalnya gue milih Tugas Akhir Peduli Negeri (TAPN). Gue pilih TAPN karena gue pikir gak harus skripsian itu enak. Dan bisa dilakukan bertiga jadi pas sidang bisa barengan. Keraguan terhadap TAPN yang masih belum mantap memaksa gue dan kelompok untuk pindah jalur dan ngejar ketertinggalan.
Penelitian
Gue ambil penelitian di Garuda tentang reputasi dan penanganan pasca krisis dengan studi kasus ancaman mogok karyawan. Cukup sukses sampai gue bisa Seminar Proposal dan melewati masa revisi. Masuk semester 7, penelitian gak gue sentuh sama sekali. Ini dikarenakan gue ambil mata kuliah Magang dan Kuliah Peduli Negeri yang mana keduanya cukup makan waktu dengan kegiatan laporan yang menyita perhatian. Ini beralasan karena kedua matkul punya sidang masing-masing di akhir semester. jadilah penelitian gue nganggur. Pas abis itu gue bimbingan lagi dan you know what, gue disaranin ganti judul penelitian. Gue iyakan karena emang susah buat ambil kasus Garuda. Saudara gue yang seorang penerbang di Garuda aja gak bisa kasih akses buat kontakan sama pihak internal Garuda.
Akhirnya gue ambil penelitian di kantor sendiri. Ini lebih mudah dan aman. Ini juga berdasarkan saran dari dospem gue. Oia, dospem gue adalah Ibu Diah Wardhani, yang pernah gue tulis di Campus Life sebelumnya. Gue sangat menikmati proses pembuatan skripsi di kantor sendiri karena lebih dekat dan mudah untuk mendapatkan narasumber. Apalagi gue kan pernah kerja jadi operasionalnya sehingga gue tau persis tentang apa dan bagaimana perusahaan terhadap apa yang ingingue teliti.
Pujian
Gue dapat banyak pujian tentang skripsi yang gue tulis. Dospem gue bilang katanya menurut dia ini adalah pertama kali di Mercu yang bahas tentang apa yang gue teliti. Dan gue diminta buat bagus oleh dospem gue. Bu Novi yang juga dosen merangkap struktural di Fikom bilang penelitian gue bagus. Tapi dia gak ngomong langsung ke gue tapi ke temen gue, Elvira pas dia sidang sama Bu Novi dan dospem gue. Katanya penelitian gue bagus.
Pas sidang pun dospem ngasih introduce ke dosen penguji kalau apa yang gue teliti adalah perdana. Penguji itu juga beberapa kali bilang kalau temuan dan penelitian gue menarik. Itu disampaikan pas tanya jawab. Ya gue sih seneng yah bisa bikin karya yang memang diakui. Gue sempet menghibur diri gue pas lihat temen-temen angkatan gue maupun temen lain yang gue kenal, yang mana mereka udah sidang dan foto-foto pasca sidang dengan caption ala ala. Gue menghibur diri dengan bilang,, mereka bisa cepet tapi bukan berarti penelitian mereka bagus/menarik.
Sidang
Sidang gue dilakukan di 2 Maret 2020. Prosesnya cukup panjang terutama buat nyari tanda tangan dan ngurus administrasti karena mesti urus ke sana kemari. Ke bagian keuangan, perpustakaan, tata usaha, dan kunjungan ke dosen-dosen untuk proses tanda tangan. Pas gue dapet sidang di tanggal dua, gue sempet khawatir. Berdoa menjadi satu hal yang penting selain dengan mesti mempersiapkan segalanya dengan baik. Diantaranya; back up data di manapun, kostum, sarapan, dan berak. Serius itu penting deh. Gue pas sebelum sidang aja nyempetin berak dulu di kampus. Emang mules padahal di rumah udah berak. Setelah itu lega dan sidang berjalan dengan lancar, dan gue dinyatakan lulus dengan syarat. Artinya, mesti ada revisi. Tentu saja.
Revisi sudah harus diperbaiki dan diserahkan paling lambat tanggal 16 Maret 2020. Tulisan ini dibuat pada 6 Maret 2020. Udah ah, nanti lanjut lagi.