-->

Selasa, 17 Maret 2020

Seragam

Wolf / sheep

Seringkali indra penglihatan kita dikelabui oleh apa yang kita lihat. Penilaian muncul berdasarkan apa yang tampak pada mata. Gak salah memang. Mungkin memang ada penelitian yang menyebutkan bahwa objek visual memegang pengaruh tertinggi terhadap kesan pertama terhadap suatu objek. Ada banyak cerita yang menggambarkan fenomena tersebut dan gue mengalami itu.

**
Kejadiannya terjadi sekitar tahun 2017an waktu gue kerja di restoran Es Teler 77 cabang Mall Alam Sutera. Layaknya sebuah perusahaan yang mengharuskan memakai seragam, gue pun memakai seragam yang dikasih oleh perusahaan. Baju kuning, celana hitam, apron dan topi. Seragam ini dipakai setiap gue kerja.

Gue waktu kerja di restoran, jadi MC meet n greet d' Masiv

Di mall itu gue punya temen yang kerja di tenant lain. Beda bidang sama dia. gue sering ketemu sama dia. Dan dia juga beberapa kali mampir ke restoran gue buat makan. Gak ada masalah sih. kami biasa saling tegor dan sesekali ngobrol kalau ketemu gak sengaja di salah satu bagian mall.

Tapi aksi saling sapa itu seringnya terjadi ketika gue dan dia sendiri. gak deh. terjadi saat dia sendiri. saat dia sendiri dia mau nyapa gue. Pas dia sama temennya dan ketemu gue di suatu tempat dia gak nyapa dan cenderung malah tidak melihat padahal kita papasan.

Ilustrasi
 Gue berteori bahwa mungkin aja dia merasa malu, atau gak enak, atau gengsi, pas ketemu gue pakai seragam karyawan restoran. Perasaan itu muncul sebagai sifat defensif atas penilaian orang terhadap dirinya. Mungkin dia beranggapan nanti dia dicap semacam "Dih kok lo temenannya sama orang gitu sih..." sehingga dia menghindari sapaan sama gue pas ada temennya dia.

Oke, gue mengerti. Untuk itu gue pun jadi berpikir untuk gak menyapa dia kalau dia sama temennya. Gue mencoba menjaga perasaannya dia biar dia gak dianggap seperti yang ada di pikiran dia. Jadinya gue tiap ketemu dia yah hanya akan bertegur sapa pas dia sendiri aja. 

Dari kejadian itu gue mencoba menempatkan diri untuk menjaga jarak ketika gue lagi pakai atribut Grab. Untuk sebagian orang stigma yang melekat pada mamang Grab kan gitu ya. Jadi kemarin gue nanya ke temen kampus gue. Pertanyaan sederhana yang bunyinya kurang lebih gini, kalau gue dan dia ketemu di suatu tempat dan gue lagi pakai seragam Grab, gue boleh negor atau gak.

Jawaban dia..."Ya ampumn bang. tegor aja lah. Emang gua siapa... Gak apa-apa kok" Kurang lebih seperti itu. Akhirnya gue jelasin dong alasannya. Orang yang gue tanya itu kebetulan gaya hidupnya cukup hedon. Jalan-jalan, ke bar, hang out, almost every night. Kebayang gak misal pas dia lagi sama temen-temennya gitu terus ketemu sama gue si mamang Grab. Kalau gue sapa dia, apakah nantinya dia akan malu karena dilihat temen-temennya kalau dia kenal sama mamang Grab. Gitu lho.

**

Coba deh kita balik lagi ke awal-awal. Di awal gue tulis bahwa seringkali apa yang kita lihat itu jadi penilaian kita terhadap sesuatu. Ini bisa terjadi karena adanya persepsi berdasarkan pengalaman yang ada di kepala. Padahal seringkali menipu. Pernah denger kan orang ketipu karena penampilan. Pura-pura jadi polisi lah, pura-pura jadi pengemis lah, pura-pura bucin, eh.. Intinya gitu. Kita menilai berdasarkan apa yang kita liat.

Mmm.. Sebenernya gue butuh paragraf penutup tapi belum nemu. Jadi gue akhiri tulisan ini dengan sebuah doa agar kita semua diberi kesehatan terlebih dengan adanya wabah corona ini. Stay safe ya guys. 

 

NEXT ARTICLE Next Post
PREVIOUS ARTICLE Previous Post
NEXT ARTICLE Next Post
PREVIOUS ARTICLE Previous Post
 

Delivered by FeedBurner